Banyak ilmuwan yang mempertanyakan proses terjadinya tata surya dimana bumi ada di dalamnya, dan akhirnya pemikiran mereka menjadi sebuah teori yang dipercaya masyarakat hingga sekarang.
Inilah beberapa teori populer yang memprediksi proses terjadinya tata surya.
1. Teori Nebula (Kabut)
Teori Nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1753) dan Petere de Laplace (1796). Teori nebula (kabut) disebut juga dengan teori Kant-Laplace. Teori Nebula memaparkan bahwa langit dan tata surya berawal dari kabut. Kabut tersebut berputar dengan sangat kencang dan terbentuklah bulatan besar, yang memiliki gaya gravitasi, yaitu matahari.
Kabut lainnya mengalami hal yang sama. Jadilah planet-planet, salah satunya bumi yang sekarang kita tempati ini.
2. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori Pasang Surut Gas dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918. Teori Pasang Surut Gas menyatakan bahwa asal mula terciptanya tata surya berawal dari bintang besar yang mendekati matahari sehingga terjadi pasang surut pada matahari berupa gelombang raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang.
Gelombang tersebut terus menjauh dari inti matahari menuju bintang sehingga menimbulkan lidah pijar yang mengalami pemampatan gas hingga akhirnya terpecah menjadi planet.
3. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Morton, astronom Amerika dan Thomas C. Chamberlein, ahli geologi pada 1916. Teori Planetisimal mengemukakan bahwa matahari sudah ada sejak awal.Suatu ketika, ada bintang yang lebih besar dari ukuran matahari mendekati matahari. Hal ini mengakibatkan terjadinya daya tarik pasang pada matahari sehingga ada sebagian materi matahari yang terlepas dan bertebaran pada orbitnya.
Lama kelamaan, material tersebut menyerupai lidah api raksasa dan menjauh dari matahari. Namun, material-material yang kecil tersapu oleh material yang lebih besar kemudian bersatu dan berputar pada orbitnya. Pada akhirnya, terciptalah planet-planet.
4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh Astronom, RA. Lyttleton. Teori bintang kembar mengatakan bahwa ada dua bintang kembar di dunia ini sebelum akhirnya menjadi planet-planet.Kemudian, salah satu bintang tersebut meledak. Ledakan ini menyebarkan serpihan material yang akhirnya terbentuk menjadi planet.
Sementara, matahari adalah bintang kembar yang tidak meledak. Itu sebabnya, planet yang terbuat dari ledakan bintang tadi memiliki gaya gravitasi mengelilingi matahari, seperti halnya bumi.
5. Teori Big Bang
Teori Big Bang merupakan teori yang paling populer dan ditemukan paling akhir oleh para ilmuwan. Teori Big Bang mengemukakan bahwa tata surya tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui proses selama bermiliar tahun.Kajian kosmologi, menyimpulkan bahwa Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta.
Alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini.
Diperkirakan, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi Referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut.Teori Big Bang telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Dari proses ini akhirnya terbentuklah Bima Sakti. Namun, bagian-bagian kecil dari kabut raksasa mendingin dan memadat hingga akhirnya menjadi planet-planet, salah satunya bumi.
Satu lagi yang menyebabkan teori keadaan tetap runtuh yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang telah diprediksi oleh model yang berasal dari teori Big bang.
3. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Morton, astronom Amerika dan Thomas C. Chamberlein, ahli geologi pada 1916. Teori Planetisimal mengemukakan bahwa matahari sudah ada sejak awal.Suatu ketika, ada bintang yang lebih besar dari ukuran matahari mendekati matahari. Hal ini mengakibatkan terjadinya daya tarik pasang pada matahari sehingga ada sebagian materi matahari yang terlepas dan bertebaran pada orbitnya.
Lama kelamaan, material tersebut menyerupai lidah api raksasa dan menjauh dari matahari. Namun, material-material yang kecil tersapu oleh material yang lebih besar kemudian bersatu dan berputar pada orbitnya. Pada akhirnya, terciptalah planet-planet.
4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh Astronom, RA. Lyttleton. Teori bintang kembar mengatakan bahwa ada dua bintang kembar di dunia ini sebelum akhirnya menjadi planet-planet.Kemudian, salah satu bintang tersebut meledak. Ledakan ini menyebarkan serpihan material yang akhirnya terbentuk menjadi planet.
Sementara, matahari adalah bintang kembar yang tidak meledak. Itu sebabnya, planet yang terbuat dari ledakan bintang tadi memiliki gaya gravitasi mengelilingi matahari, seperti halnya bumi.
5. Teori Big Bang
Teori Big Bang merupakan teori yang paling populer dan ditemukan paling akhir oleh para ilmuwan. Teori Big Bang mengemukakan bahwa tata surya tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui proses selama bermiliar tahun.Kajian kosmologi, menyimpulkan bahwa Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta.
Alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini.
Diperkirakan, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi Referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut.Teori Big Bang telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Dari proses ini akhirnya terbentuklah Bima Sakti. Namun, bagian-bagian kecil dari kabut raksasa mendingin dan memadat hingga akhirnya menjadi planet-planet, salah satunya bumi.
6. Teori Keadaan Tetap
Teori keadaan tetap berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna yang berisi bahwa alam semesta di manapun dan kapanpun akan selalu sama.
Teori keadaan tetap berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna yang berisi bahwa alam semesta di manapun dan kapanpun akan selalu sama.
Teori ini sangat populer sekitar awal abad ke 20, akan tetapi teori keadaan tetap ternyata mengalami penolakan, sebab terdapat bukti bahwa adanya suatu kebenaran mengenai teori ledakan dahsyat (teori Big Bang) serta usia dari alam semesta yang mempunyai batasan.
Satu lagi yang menyebabkan teori keadaan tetap runtuh yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang telah diprediksi oleh model yang berasal dari teori Big bang.
7. Teori Protoplanet (Awan Debu)
Menurut teori protoplanet, di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan yang secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan protoplanet.
Protoplanet adalah planet berukuran seperti bulan, atau embrio planet yang berukuran lebih besar, yang terdapat dalam cakram protoplanet.
Menurut teori pembentukan planet, orbit-orbit protoplanet sedikit berpotongan satu sama lain sehingga terjadilah tabrakan berdampak besar dan selanjutnya secara bertahap membentuk planet-planet yang dominan.
Menurut teori protoplanet, di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan yang secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan protoplanet.
Protoplanet adalah planet berukuran seperti bulan, atau embrio planet yang berukuran lebih besar, yang terdapat dalam cakram protoplanet.
Menurut teori pembentukan planet, orbit-orbit protoplanet sedikit berpotongan satu sama lain sehingga terjadilah tabrakan berdampak besar dan selanjutnya secara bertahap membentuk planet-planet yang dominan.